Senin, 23 November 2015

Komitmen Pernikahan oleh Ust @Ajoben

0

Pernikahan itu bukan sekedar mengenai  cinta, tapi yang utama adalah komitmen.Betapa banyak pernikahan yang rusak karena yang diperbarui hanyalah cinta, bukan komitmen.Pernikahan akan makin berkah jika komitmen makin menguat  meski  cinta menurun bahkan lenyap.

Cinta itu wilayah rasa. Sementara komitmen wilayah logika. Rasa boleh berkurang namun logika harus selalu menguat dalam pernikahan. Logika memahami  bahwa  pernikahan adalah taqdir. Dan menjalaninya dengan syukur dan sabar adalah Ibadah.Komitmen kita dalam pernikahan diukur sejauh mana komitmen kita dengan Allah.Sebab akad nikah dan syahadah sama-sama dikenal sebagai  'ikatan yg kokoh' .
Allah pengikat jiwa antar pasutri (Pasangan Suami Istri).Sehingga rayuan mesra kepada  istri pun  tak bisa menjaga keutuhan pernikahan jika hubungan kepada  Allah tak dipelihara.

Penyelesaian utama pada  saat konflik pernikahan adalah penyelesaian komitmen, bukan cinta. Sebab cinta  tak bisa dipaksakan. Tapi komitmen bisa dikuatkan.Perbaikan komitmen pernikahan yakni menyadari bahwa akad nikah adalah janji  kepada  Allah untuk memuliakan istri dan anak. Kelak akan ditagih.

Bertahan dalam sebuah pernikahan meski tanpa cinta tapi karena komitmen saat akad menunjukkan integritas lelaki sholih.Penguatan komitmen pernikahan dimulai dari penguatan syahadah dengan ibadah kepada pemilik hati yakni Allah SWT .Sebab pernikahan bukan sekedar pelampiasan  cinta dan syahwat. Tapi implementasi dari syahadah yakni ibadah.

Pernikahan yang tak ada aktivitas ibadah di dalamnya, lebih tepat disebut perkawinan. Kambing, kerbau dan  sejenisnya  juga bisa  melakukannya.Itulah kenapa  jika  sekedar  untuk  'kawin'  maka pernikahan tidak butuh komitmen tapi obat  kuat  dan minuman suplemen.

Dalam pernikahan yang tidak didasari komitmen namun mengagungkan cinta maka tampilan fisik itu paling utama. Wajar, Rasulullah menjadikan faktor agama sebagai yang utama dalam merencanakan pernikahan. Sebab hanya orang-orang beragama yang siap berkomitmen.

Maka saat konflik rumah tangga melanda, tak perlu cari seribu satu cara untuk tumbuhkan cinta. Fokuslah kepada penguatan aqidah sebaga fondasi perbaruan komitmen. Cinta akan terajak dan makin tumbuh tatkala komitmen makin menguat. Sebab cinta adalah makhluk Allah yang hadir atas perintah dari-Nya.

Jika  ‘terpaksa’ berpisah adalah konsekuensi  dari  aqidah. Bukan karena  cinta yang pupus sudah. Sebab takkan berkumpul dalam sebuah rumah antara ahlul ibadah dengan ahlul ma’siyah.

Semoga rumah tangga kita senantiasa diikat karena Allah bukan atas paras cantik dan sebab kemewahan dunia.

Kamis, 24 September 2015

Kebijaksanaan

0

Seorang darwis ingin belajar tentang kebijaksanaan hidup dari Nasrudin Hoja, seorang tokoh ulama sufi yang ternama pada masanya. Nasrudin bersedia, dengan catatan bahwa kebijaksanaan hanya bisa dipelajari dengan praktek. Darwis itu pun bersedia menemani Nasrudin dan melihat perilakunya.
Malam itu Nasrudin menggosok kayu membuat api. Api kecil itu ditiup-tiupnya.
“Mengapa api itu kau tiup?” tanya sang darwis.
“Agar lebih panas dan lebih besar apinya,” jawab Nasrudin.
Setelah api besar, Nasrudin memasak sup. Sup menjadi panas. Nasrudin menuangkannya ke dalam dua mangkok. Ia mengambil mangkoknya, kemudian meniup-niup sunya.
“Mengapa sup itu kau tiup?” tanya sang darwis.
“Agar lebih dingin dan enak dimakan,” jawab Nasrudin.
“Ah, aku rasa aku tidak jadi belajar darimu,” ketus si darwis, “Engkau tidak bisa konsisten dengan pengetahuanmu.”
Lalu pergilah darwis tadi meninggalkan Nasrudin yang tetap asyik menikmati sup hangatnya.
Demikianlah yang sering terjadi. Kisah di atas mungkin adalah sepenggal kisah tak menarik bagi sebagian orang, namun bagi saya, itulah salah satu permasalahan besar bagi dunia pendidikan, khususnya sekolah kehidupan.
Banyak ulama, banyak guru-guru hebat telah dilahirkan jaman. Seorang guru yang benar-benar mumpuni dengan prestasi biasanya akan didatangi oleh ratusan bahkan ribuan murid yang ingin belajar. Namun anehnya, hanya akan ada satu dua murid yang berhasil megikuti jejak gurunya pada akhirnya. Mereka akan ikut menjadi hebat dan bahkan mungkin lebih hebat lagi dari gurunya.
Apa yang rahasia terdalam yang menjadi kuncinya?
Cerita di atas menunjukkan kita, bahwa seorang guru, selalu mampu memberikan jawaban atas pertanyaan muridnya. Namun sering kali, murid lah yang tak selalu mampu memahami jawaban dari gurunya.
Seorang guru menjawab dengan melihat kondisi, situasi, waktu, kepentingan, kesiapan, keperluan dan urgensi. Namun bagi murid yang tidak ikhlas, mereka hanya mau mendengar jawaban yang dikehendaki oleh hatinya.
Hasilnya, sehebat apapun seorang guru, tak akan mampu menghasilkan murid yang hebat pula sebelum sang murid mau berbaik sangka dan mendalami karakter gurunya, jauh sebelum ia mendalami ilmu sang guru itu sendiri.
Karena kebijaksanaan adalah ilmu yang paling sulit untuk diajarkan. Kebijaksanaan tak dipelajari dari buku, tak dipelajari dengan kata, melainkan melalui pendalaman jiwa dan karakter penuh pengabdian kepada sang guru.Semoga kita termasuk orang-orang yang mampu melihat hikmah dan mengajarkannya. Aamiin..


Wallahu’alam

Hakikat sholat

0

Bismillahirrahmanirahiim
Islam adalah agama yang Haq. Tak ada satu pun keraguan di dalamnya. Yang diajarkan dari jaman dahulu hingga sekarang pastilah menjadi bukti kebenaran akan Islam sebagai agama yang benar dan langsung bersumber kepada Allah sang Pemilik Alam. Jika pun kemudian sekarang ada beberapa hal yang masih kita tak mengerti dan tak paham,itu lantaran kita yang kurang ilmu dan belum sampainya pemahaman kita. Dan mungkin di masa nanti pastilah akan ditemukan bukti kebenaran nya.
Tak terkecuali dalam sholat. Ternyata sholat dan gerakannya bukanlah sesuatu yang sembarangan yang Allah ajarkan. Mungkin sudah menjadi pengetahuan kita bersama bahwa setiap gerakannya mengandung maksud dan bermanfaat demi kesehatan badan kita. Ini tak diragukan lagi. Sudah banyak yg membahas hal ini.
Namun kali ini saya akan sedikit membahas gerakan sholat dari sudut pandang yang lain. Allah adalah sumber dari segala mahkluk. Dia adalah raja dari segala raja. Maka Allah lah yang pasti paling tinggi kekuasaan nya. Dan apakah yang diperintahkan beribadah kepada Allah hanyalah manusia saja??
Pastilah tidak. Karena pastilah seluruh mahkluk pun wajib beribadah kepada Allah sebagai tuan nya, sebagai Rabb nya, sebagai pencipta nya. Dan bicara mahkluk,pengertian mahkluk bukan hanya yang bernafas saja. Melainkan apapun selain Allah itu adalah mahkluk. Karena semuanya Allah lah yang menciptakan. Dari waktu, langit, bumi, bulan, bintang, matahari, pohon, binatang, malaikat, manusia, jin dst. Ini semua adalah mahkluk. Jika mahkluk,berarti wajib menyembah Allah
Inilah maksud dari surat Al hajj :18
“Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? Dan banyak di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya. Dan barangsiapa yang dihinakan Allah maka tidak seorangpun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.”
Jelas di ayat di atas disebutkan bahwa seluruh mahkluk bersujud. Dan ngomong tentang sujud, berarti ini adalah esensi ibadah, karena semua mahkluk diperintahkan untuk bersujud kepada Allah.
Lebih jauh bisa kita artikan. Bahwa sujud adalah bentuk ibadah yang paling nyata, berwujud dan membutuhkan tindakan. dan alam raya ini pun berarti melakukan ibadah yg kemarin”Seragam” dengan cara bersujud. Untuk membuktikannya kita lihat benda2 langit.
Planet berputar pada porosnya, demikian pula bulan, bintang pun juga berputar pada porosnya. Galaksi juga berputar. Bahkan matahari pun juga berputar kepada pusat galaksi. Dan kita manusia mengetahui bahwa banyak hal di dunia ini bergerak karena ada putaran.
Jam (karena berputarnya gerigi , mobil (karena berputarnya roda), bahkan setiap molekul pun berputar sebagai bentuk aktivitas nya. Ini menandakan bahwa BERPUTAR ada sebuah hal paling mendasar dari semua hal di alam raya.
Artinya berputarnya benda2 di seluruh alam raya ini adalah bentuk sujud mereka kepada Allah. Disinilah kita akan memahami kenapa kita disuruh sholat.
Coba perhatikan baik2. Sholat itu terdiri dari 3 gerakan utama di tambah 2 gerakan jeda. Dan 2 gerakan tambahan/ ikutan.
>>3 gerakan utamanya adalah Berdiri tegak, Rukuk dan Sujud.
>>2 gertakan jeda adalah i’tidal dan iftirosy (duduk antara 2 sujud)
>>2 gerakan tambahannya adalah duduk tahiyat dan salam.
Dan sungguh hebat Allah dan Rasulullah mengajarkan kepada kita tentang islam 3 gerakan utama ini lah yg kemudian akan menyebabkan kita berputar yang artinya “SUJUD” dalam menyembah Allah bersama dengan seluruh komponen alam raya.
Karena dalam matematika:
>Berdiri tegak bernilai 180○
>> Rukuk bernilai 90○
>>>Dan sujud bernilai 45○
Jika ditotal menjadi 180+90+45=315○. Itulah kenapa sujud kita dalam sholat adalah 2x. Karena untuk melengkapi 315○ ini menjadi 360○
Sehingga sempurna 180+90+45+45=360○. Dan kita tahu bahwa sudut 360○ adalah sudut putar sempurna. Dan dalam dunia astrofisika kita pun mengetahui bahwa benda langit yang tidak berputar adalah benda langit yang MATI.
Itulah kenapa dalam sholat jenazah kita diajarkan untuk tidak rukuk dan tidak sujud. Karena itu mensimbolkan MATI.
Tidak bergerak = tidak membentuk sudut = 0 derajat = Mati.
Maka jika kita ingin hidup maka sholatlah agar kamu masih dikategorikan sebagai manusia yang sujud alias berputar.Berputar bersama dengan benda langit dan seluruh mahkluk di alam raya untuk menyembah Allah
Islam itu Indah, Islam itu Cerdas, Islam itu Mudah. Selamat belajar Tentang Islam.

Semut dan gajah

0

Suatu hari, di dalam sebuah tenda sirkus kota, bertemulah seekor Semut kecil dengan seekor Gajah tua nan besar. Sambil lewat di depan si Gajah, sang Semut menyempatkan diri untuk menyapa dengan kalimat mengejek kepada si Gajah,
“Gajah..Gajah.. kamu ini badan besar tapi dungu. Kok mau-maunya di rantai di situ, dunia ini sungguh indah untuk tidak dinikmati”. Kata si Semut
“Heh Semut kecil, kuang ajar, aku juga tidak mau diikat disini”, Sahut si Gajah geram.
“Ya, kalau tidak mau pergi saja, badanmu kan besar”. Sahut si Semut.
“Ahhh, kamu tahu apa. Ketika aku kecil, aku setiap hari meronta-ronta berusaha melepaskan diri dari rantai ini tapi tidak pernah bisa. Hingga akhirnya aku menyerah dan mengambil kesimpulan bahwa rantai ini memang tidak bisa dilepaskan olehku”. Jelas si Gajah.
Sahabatku, cerita di atas hanyalah sebuah gambaran bahwa kita semua memiliki “rantai-rantai” masa lalu yang mengikat kita sudah sejak sekian lama. Rantai itu bernama takut, tidak percaya diri, pengalaman buruk, masa lalu yang menyakitkan, atau bisa juga rasa malu dan kecil hati. Apapun namanya, rantai-rantai ini sebenarnya bisa kita lepaskan sendiri.
Cerita di atas mengingatkan kita. Gajah yang besar itu menyerah karena dia mengambil keputusan berdasarkan usaha di masa lalu, ketika dia kecil. Namun sang Gajah lupa, bahwa dirinya telah bertumbuh dan membesar. Kekuatannya pun telah bertambah berkali-kali lipat. Mungkin, jika si Gajah mencoba sekali lagi dengan keadaannya sekarang, bisa jadi ceritanya akan lain. Cukup dengan beberapa hentakan, pastilah rantai itu akan terlepas dan putus. Sayangnya si Gajah telah memutuskan untuk berhenti hanya karena sebuah kesimpulan atas kemampuan diri di masa lalu.
Tanpa kita sadari, kebanyakan kita juga mirip sekali dengan Gajah di atas. Sering kita takut mencoba lagi karena telah menyimpulkan suatu kesimpulan berdasarkan pada kondisi masa lalu. “Saya kan penakut, saya kan pemalu, saya kan tidak punya banyak teman, saya kan kurang pandai berbicara di depan umum, saya kan bla..bla..bla..”.
Namun, kita sering lupa bahwa setiap hari, setiap saat, kita bertumbuh, kita berkembang. Banyak hal yang tanpa kita sadari sudah kita pelajari dan kita tambahkan di dalam diri. Dan mungkin sudah saatnya sekarang untuk Anda mencoba lagi. Sudah siapkah Anda mencoba lagi sekarang ???
Semoga berhasil, karena aku mempercayaimu saudaraku.

Wallahu’alam..

Siapa yang kau takuti?

0

Dikisahkan oleh Imam Zahbi dalam kitabnya, bahwa pada suatu masa, berjalalanlah sekelompok pemuda untuk bepergian mengurus keperluan mereka. Perjalanan ini sanggat jauh hingga membutuhkan waktu berhari-hari untuk sampai kepada tujuannya. Dan tibalah mereka di suatu hutan yang sangat lebat, terlihat gelap, dan pastilah hutan ini tak banyak dilewati oleh manusia pada masa itu. Namun karena hari sudah gelap, mereka pun memutuskan untuk beristirahat di hutan itu.
Namun tanpa mereka sadari, bahaya tengah mendekati mereka. Seekor harimau tengah mengintai rombongan ini sejak kedatangannya. Dan sejenak rombongan ini beristirahat, sadarlah mereka bahwa ada harimau yang tengah mengintai dan menyertai mereka. Maka bersegeralah mereka untuk naik ke atas pohon dengan maksud menghindar dan bersembunyi dari jangkauan sang harimau. Hanya saja, langkah memanjat pohon dan menghindar ini tak dilakukan oleh satu orang dari kelompok musafir tadi.
Apa sebabnya? Karena yang satu orang ini tengah berdiri dalam sholat Qiyamul Lail-nya. Dan harimau pun mendekatinya. Harimau itu sekarang tepat berada di sampingnya. Berdebarlah hati siapa pun yang menyaksikannya. Tak terkecuali para sahabat seperjalanan sang pemuda ini, yang hanya bisa menatap kaku dari atas pohon tempat mereka bersembunyi.
Sang pemuda yang tengah sholat ini pun tetap melaksanakan sholatnya dalam ketenangan yang luar biasa. Sementara harimau yang telah dekat ini pun sekarang berjalan mengitarinya, memperhatikan pemuda ini, lalu meninggalkannya dan pergi masuk ke dalam hutan yang gelap tanpa lagi terlihat jejaknya.
Dirasa aman, turunlah kawan-kawan lainnya menghampiri pemuda yang sholat tadi. Seusai salam, ditanyalah pemuda ini oleh teman-temannya.
“Kamu gila, benar-benar gila. Kenapa engkau tidak membatalkan sholatmu dan berlari bersembunyi. Engkau tahu hal itu diperbolehkan dalam sholat jika memang ada hal yang mengancam jiwa kita.”
Maka pemuda ini pun menjawab, “Jika aku melakukan yang demikian, maka aku akan malu kepada Allah. Aku malu kepada-Nya. Karena di saat aku tengah menghadapkan diriku menyembah kepada-Nya, aku justru malah takut kepada hal yang lain selain dari pada-Nya”.
Sahabatku, berapa banyak kita yang hari ini sholat kepada Allah sang pemilik alam raya, tapi disaat yang sama hati kita tengah takut kepada lainnya. Mungkin bukan pada harimau seperti kisah tadi, melainkan pada masa depan, kemiskinan, kegagalan, keputus asaan, kekecewaan, penolakan, tidak naik pangkat, dan rentetan lain ketakutan yang pastinya masing-masing kita sendiri lebih mengetahuinya.
Tidak malukah kita kepada Allah, Tuhan yang tengah kita hadap dan kita sembah, sementara kita masih juga lebih takut kepada hal yang lain selain kepadaNya?
Maka tidaklah berlebihan jika pertanyaan yang harus kita tanyakan kepada diri kita sendiri berikutnya adalah,“Siapakah yang sebenarnya kita takuti?”


Wallahu’alam..

Prestasi dan Prasasti

0

Saya selalu berpesan kepada semua sahabat saya yang mulai menyadari akan pentingnya hidup untuk mulai memikirkan dua hal penting ini agar hidup kita semua lebih bermakna dan abadi. Apa dua hal itu? Adalah Prestasi dan Prasasti.
Bagi saya, setidaknya dalam hidup Anda harus memiliki keduanya. Prestasi membuat diri kita dipercaya, dihargai, diperhitungkan dan agar orang tahu kapasitas kita yang sebenarnya. Itulah kenapa kita harus membangun prestasi. Selain itu, membangun prestasi rupanya juga penting sebagai salah satu cara untuk mengukuhkan posisi kita yang sebenarnya di muka bumi.
Bayangkan saja begini, semua manusia di muka bumi ini seharusnya memiliki peran. Dan peran setiap individu ditentukan oleh dua hal yakni, keahlian masing-masing individu dan seberapa besar pengakuan orang lain atas keahlian tersebut. Semakin banyak orang yang mengakui keahlian Anda, maka semakin jelas posisi Anda di masyarakat. Dan prestasi membantu Anda untuk melakukannya dengan mudah.
Meskipun prestasi memiliki peran penting seperti yang saya gambarkan, ada hal lain yang tak boleh Anda lupakan untuk Anda mulai bangun dari sekarang. Dan itu adalah prasasti.
Jika prestasi membantu Anda untuk bersinar dan diakui, maka prasasti bertugas untuk memastikan seberapa lama sinar dan pengakuan masyarakat atas Anda itu bertahan. Semakin besar prasasti Anda, maka semakin lama pula kenangan dan apresiasi masyarakat atas diri kita. Dan harapannya, tentu bukan untuk didewakan atau diagungkan, yang jelas-jelas ini salah di mata agama, melainkan untuk terus didoakan.
Dan inilah yang disebut sebagai keabadian. Keabadian bukanlah umur yang panjang. Bukan pula hidup yang tanpa kematian. Tapi keabadian adalah ketika orang terus mengenang kita karena manfaat nyata yang pernah kita tinggalkan, dan dengannya mereka terus teringat untuk mendoakan kita, meskipun telah berganti jaman. Dan yakinlah, itu yang saya dan Anda butuhkan kelak.
Maka tak heran jika para raja di jaman dahulu, berlomba-lomba untuk menorehkan berbagai prasasti dalam berbagai bentuk dan rupa. Tidak lain hanya agar sejarah mencatatnya, mengenangnya dan tetap mendoakannya. Tulisan ini hanyalah sebuah upaya untuk membuat Anda semua, sahabat saya, mulai menyadari dan mempersiapkannya.
Prestasi mudah untuk dicari. Pekerjaan, pendapatan, kekayaan, posisi, jabatan, bahkan nilai di sekolah dan IPK saat kuliah pun mampu menjadi prestasi yang bisa dibanggakan. Namun prasasti? Tidak semua orang berpikir untuk membangunnya dan meninggalkannya. Sudahkan Anda demikian?

Wallahu’alam..

Manusia Fotocopy

0

Konon, ada sebuah kisah yang tak jelas sumbernya berkisah tentang kunjungan Bill Clinton ke negeri Jepang pada masa pemerintahannya. Namanya juga anekdot, kita nikmati saja dan ambillah pelajaran dari kisahnya. Begini lengkapnya.
Setelah mendapat informasi dari sekretarisnya mengenai kunjungan Presiden Amerika itu, maka Perdana Menteri Jepang pun panik dan memanggil seorang guru bahasa inggris. Karena sebagaimana yang kita tahu, bagi masyarakat Jepang, bahasa inggris merupakan bahasa yang sangat jarang digunakan. Selain bukan bahasa utama, masalah dalam pelafalan kata sering kali menjadi masalah tersendiri bagi masyarakat Negeri Sakura jika sudah menyangkut bahasa Inggris. Maka tak terkecuali bagi perdana menteri, hal ini membuatnya khawatir dan memaksa diri untuk sedikit berlatih.
Dan seperti yang sudah dipersiapkan, sang
guru bahasa inggris pun datang menemuinya. Setelah belajar beberapa waktu dan mengalami kendala. Maka muncul ide bahwa sang perdana menteri ini hanya mempelajari beberapa kata yang cukup bertujuan untuk mencairkan suasana. Tidak lebih.
Maka sang guru pun memberikan beberapa kalimat saktinya, demi cairnya suasana di awal pertemuan nantinya.
“Tuan, mohon diingat, jika nanti Anda bertemu, tolong jabat tangannya dan kemudian tanpa ragu ucapkanlah“How Are You?”.”, begitulah jurus pertama yang diberikan sang guru bahasa inggris ini.
Dia pun melanjutkan, “Dan apapun jawabannya nanti, jawab saja dengan, “Me Too”.”
Mendapatkan short cut praktis seperti ini, tentu Perdana Menteri tadi senangnya bukan main. Sehingga selama dua minggu belakangan menuju kedatangan Bill Clinton pun ia hanya menghafalkan dua kalimat ini “How Are You?” dan “Me Too” ini saja dengan begitu antusiasnya.
Hingga hari yang dinanti pun tiba, bertemu lah kedua kepala negara ini dan saling sapa pun terjadi. Akan tetapi diluar dugaan, mungkin dipengaruhi karena faktor perasaan grogi dan kecemasan, Perdana Menteri pun bukannya mengatakan “How Are You?” pada sapaan pertamanya, melainkan menjadi “Who Are You?”.
Mendengar pertanyaan terakhir, Presiden Bill Clinton pun dengan maksud merendah menjawabnya dengan dengan jawaban “I am Hillary’s husband, and you?”
Maka sesuai dengan petunjuk sang guru bahasa inggris, Perdana Menteri ini pun menjawab dengan mantap, “Me too”. Dan tiba-tiba hening… hehehehehe..
Kisah di atas mungkin hanya sekedar anekdot tidak jelas atau mungkin hanya sebuah joke penghilang stress, namun jika kita cermati lebih jauh, selalu ada pelajaran dimana saja.
Bukankah kisah di atas tengah mengajarkan kepada kita pentingnya untuk tidak menjadi manusia “Me too”?. Karena bagaimana pun, kita adalah manusia yang unik satu dengan lainnya. Setiap kita pastilah memiliki sebuah kekhasan yang tak bisa kita dapatkan jika kita selamanya hanya menjadi manusia-manusia fotokopi alias manusia peniru saja. Belajarlah dengan benar dan mendalam tentang apapun. Jika harus meniru, tirulah dengan kepahaman agar kita tidak menjadi manusia-manusia Me Too.
Karena saya yakin Anda semua ingin menjadi manusia yang hebat, khas, unik dan diperhitungkan keberadaannya. Bukan manusia Foto kopi yang ditertawakan karena tak mengerti apa yang sedang Anda lakukan. Benar begitu?
“Me Too”..

Wallahu’alam..
luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com